7 Fakta merosotnya mutu pendidikan
Pendidikan merupakan aset penting suatu bangsa yang tidak bisa di bantah lagi. Jika pendidikannya baik, maka generasi penerus bangsa tidak lari terlalu jauh untuk bisa meneruskan segala problem yang ada pada bangsa itu pula.
sebenarnya apa saja fakta yang membuat kita harus memperbaiki agar tidak terlalu jauh kedalam merosotnya pendidikan di Indonesia ?
Simak FAKTANYA !
1. Pembelajaran terpaku dengan metode "Ceramah"
Metode berikut ini mungkin sudah menjadi metode favorit para guru, karena berceramah itu mudah dan ringan dan saya yakin sebagian guru benar-benar menguasai metode ini. Metode ceramah memang sangat baik diterapkan guna memberikan contoh dan informasi yang akan disampaikan kepada siswa. Namun, metode ceramah ini sebaiknya dilakukan pada saat yang tepat. Misalnya, pada saat diskusi, jika ada siswa yang kurang mengerti maka siswa tersebut meminta penjelasan lebih lanjut pada guru yang bersangkutan. Inilah saatnya guru memberikan cerah secara lengkap dan jelas mengenai mata pelajaran yang tidak dimengerti.
2. Pembejalaran hanya terpaku pada buku
Pada dasarnya manusia belajar bisa dari mana saja, tidak harus semuanya menggunakan buku. memang buku adalah sumber ilmu yang sangan diperlukan sebagai bagian dari proses belajar mengajar, namun tidak harus selalu terpaku pada buku tersebut. Selama ini, mahasiswa hanya mengandalkan buku-buku referensi yang ditentukan oleh pendidiknya.
Ini akan berakibat fatal, mengakibatkan mahasiswa tidak memiliki wawasan yang luas dan hanya berkutat di sekitar buku tersebut. sudah sebaik dan seharusnya sistem ini diubah. Belajar yang baik adalah belajar yang kita dapat berasal dari berbagai sumber, dengan catatan sumber harus terpercaya. apalagi pada zaman sekarang ini, hanya bermodal paket internet semua informasi bisa didapaatkan.
Menilik sekilas mengenai pembelajaran di Indonesia beberapa tahun sebelumnya memang mengalami perubahan. mulai dari perubahan kurikulum dari KBK hingga KTSP dan sampai saat ini berada pada kurikulum baru yaitu Kurikulum 2013 (K-13). kurikulum ini menuntut siswa untuk lebih lama disekolah dengan berbagai kegiatan akademik sedari pagi higga sore, ditambah lagi PR (Pekerjaan Rumah) yang begitu banyak sehingga membuat siswa jenuh dan kesal.
3. Kurangnya fasilitas belajar
Fasilitas sangat menunjang proses belajar mengajar, percuma apabila semagat belajar sangat tinggi tetapi tidak didukung dengan fasilitas yang mumpuni. Banyak sekolah-sekolah di daerah terpencil yang kekurangan fasilitas, semua serba keterbatasan.
Apabila sarana terbatas tentu kegiatan yang akan dilakukan juga akan terbatas. Sebagai contoh : Salah satu sekolah di daerah membutuhkan perpustakaan, sebagai sarana penunjang proses belajar mengajar tentu didalam perpustakaan juga harus memiliki sumber referensi yang banyak.
Sangat berbeda apabila dibandingka denga sekolah-sekolah kota yang segalanya sudah tersedia hingga tersedia fasilitas laboratorium yang super duper lengkap.
4. Peraturan yang mengikat
1. Pembelajaran terpaku dengan metode "Ceramah"
Metode berikut ini mungkin sudah menjadi metode favorit para guru, karena berceramah itu mudah dan ringan dan saya yakin sebagian guru benar-benar menguasai metode ini. Metode ceramah memang sangat baik diterapkan guna memberikan contoh dan informasi yang akan disampaikan kepada siswa. Namun, metode ceramah ini sebaiknya dilakukan pada saat yang tepat. Misalnya, pada saat diskusi, jika ada siswa yang kurang mengerti maka siswa tersebut meminta penjelasan lebih lanjut pada guru yang bersangkutan. Inilah saatnya guru memberikan cerah secara lengkap dan jelas mengenai mata pelajaran yang tidak dimengerti.
2. Pembejalaran hanya terpaku pada buku
Pada dasarnya manusia belajar bisa dari mana saja, tidak harus semuanya menggunakan buku. memang buku adalah sumber ilmu yang sangan diperlukan sebagai bagian dari proses belajar mengajar, namun tidak harus selalu terpaku pada buku tersebut. Selama ini, mahasiswa hanya mengandalkan buku-buku referensi yang ditentukan oleh pendidiknya.
Ini akan berakibat fatal, mengakibatkan mahasiswa tidak memiliki wawasan yang luas dan hanya berkutat di sekitar buku tersebut. sudah sebaik dan seharusnya sistem ini diubah. Belajar yang baik adalah belajar yang kita dapat berasal dari berbagai sumber, dengan catatan sumber harus terpercaya. apalagi pada zaman sekarang ini, hanya bermodal paket internet semua informasi bisa didapaatkan.
Menilik sekilas mengenai pembelajaran di Indonesia beberapa tahun sebelumnya memang mengalami perubahan. mulai dari perubahan kurikulum dari KBK hingga KTSP dan sampai saat ini berada pada kurikulum baru yaitu Kurikulum 2013 (K-13). kurikulum ini menuntut siswa untuk lebih lama disekolah dengan berbagai kegiatan akademik sedari pagi higga sore, ditambah lagi PR (Pekerjaan Rumah) yang begitu banyak sehingga membuat siswa jenuh dan kesal.
3. Kurangnya fasilitas belajar
Fasilitas sangat menunjang proses belajar mengajar, percuma apabila semagat belajar sangat tinggi tetapi tidak didukung dengan fasilitas yang mumpuni. Banyak sekolah-sekolah di daerah terpencil yang kekurangan fasilitas, semua serba keterbatasan.
Apabila sarana terbatas tentu kegiatan yang akan dilakukan juga akan terbatas. Sebagai contoh : Salah satu sekolah di daerah membutuhkan perpustakaan, sebagai sarana penunjang proses belajar mengajar tentu didalam perpustakaan juga harus memiliki sumber referensi yang banyak.
Sangat berbeda apabila dibandingka denga sekolah-sekolah kota yang segalanya sudah tersedia hingga tersedia fasilitas laboratorium yang super duper lengkap.
4. Peraturan yang mengikat
Peraturan diterapkan yang selama ini di terapkan di sekolah-sekolah cenderung mengikat siswa dalam peraturan yang di buat oleh sekolah. Peraturan berfungsi sebagai suatu pedoman yang mengatur siswa. Peraturan memang penting, namun tidak seharusnya bersifat mengikat. Siswa boleh diberi kebebasan namun harus sesuai norma-norma yang berlaku.
5. Guru tidak "Bertanya"
Suatu proses pendidikan yang sukses, diawali dengan siswa atau mahasiswa yang sangat aktif. Di Indonesia, hal bertanya masih jarang di terapkan. Padahal, bertanya merupakan jalan siswa untuk memahami materi pelajaran yang disampaikan lebih dalam. Melalui bertanya semua yang masih belum jelas menjadi lebih jelas atau mungkin bisa di kembangkan lagi lebih luas
6. Metode pertanyaan terbuka
Apa itu metode pertanyaan terbuka? Metode pertanyaan terbuka merupakan metode ujian dengan memberikan soal, tetapi mahasiswa boleh menjawab soal tersebut dengan membaca buku. Metode ini ini diterapkan oleh negara Finlandia dan merupakan salah satu ciri dari negara tersebut.
7. Budaya Menyontek
Terakhir, adalah fakta tentang 'menyontek'. Satu kata yang mungkin sudah mendarah daging pada generasi terdidik bangsa ini. Fenomena menyontek seakan bukan lagi menjadi hal yang tabu pada saat ujian. Menyontek merupakan suatu tindakan yang bertujuan mencari jawaban dengan cara bisa bertanya kepada teman atau pun dengan cara membuat catatan kecil yang disimpan di dalam saku.
0 Response to "7 Fakta merosotnya mutu pendidikan "
Post a Comment